Default Width dan Height di Tag Marquee
Selamat Datang Di Situs Resmi Yayasan Al-Ma'shum Mardiyah
Gambar di Tag Marquee

Artikel Blog

Halal Bihalal : Sejarah, Pengertian Dan Maknanya

 

Ilustrasi Halal Bihalal Di Hari Raya Idul Fitri | Canva Premium Picture

 

almashummardiyah.or.id - 24/04/23 | Halal bihalal merupakan sebuah tradisi yang diwarisi oleh masyarakat Indonesia. Istilah halal bihalal sudah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam tesaurus tersebut, halal bihalal diartikan sebagai ritual saling meminta maaf dan memaafkan yang dilakukan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.

 

Baca Juga | Hari Raya Idul Fitri: Sejarah Dan Keutamaannya Dalam Islam

 

Dipercaya Ciptaan Kiai Abdul Wahab
Dalam artikel Halal Bihalal disebutkan bahwa di kalangan Nahdliyin, halal bihalal dipercaya sebagai istilah ciptaan Kiai Abdul Wahab Chasbullah, salah satu ulama pendiri Nahdlatul Ulama.

Mengutip artikel karya Masdar Farid Mas'udi, salah satu Rais PBNU, Ali Mashar mengisahkan pada 1948, Presiden Soekarno mengajak Kiai Abdul Wahab berdiskusi untuk mencari solusi dari masalah perpecahan para elit politik saat itu. Kiai Abdul Wahab pun mengusulkan agar semua tokoh politik dikumpulkan dalam acara silaturahmi bertepatan dengan hari raya yang akan datang. Menurutnya, para politisi tersebut bisa diberi pengertian bahwa sikap saling menyalahkan itu salah dan haram.

"Karena haram, maka harus dibuat halal dengan cara saling bertemu, duduk satu meja, dan saling memaafkan. Maka acara silaturahmi yang digagas itu kemudian disepakati dengan istilah halal bihalal (2018:116)." Namun, Ali Mashar memberikan catatan bahwa pernyataan Mas'udi tentang istilah halal bihalal dicetuskan Kiai Abdul Wahab bisa jadi benar, tapi bukan sejak 1948. Sebab, istilah halal bihalal sudah dikenal pada 1935 dan Kiai Abdul Wahab lahir pada 1888.

 

Baca Juga | Pengertian Shalat Idain, Jenis, Dalil Serta Tata Caranya

 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, halalbihalal adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengharmoniskan hubungan dengan meminta dan menerima maaf. "Karena itu, halalbihalal merupakan peristiwa penting untuk saling memaafkan baik secara individu maupun kelompok.

 

Meski tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menciptakan istilah halal bihalal, namun sejarah dimulainya tradisi halal bihalal secara nasional dapat dilacak sejak tahun 1948 ketika Kiai Abdul Wahab mengusulkan kepada Presiden Soekarno untuk membuat acara silaturahmi para tokoh politik dengan istilah halal.

 

Ada banyak kebaikan dan manfaat dalam halal bihalal sehingga perlu dipertahankan, seperti: Momen tepat untuk saling memaafkan. Menghapus penyakit hati seperti dendam, rasa iri, serta dengki. Membangun rasa saling peduli.

 

 

Visi dan Misi 

Visi

Menjadikan Pesantren Unggulan Pencetak Generasi Qur'ani


Misi

  1. Melibatkan Orang tua/wali santri/Orang tua/wali santri dalam mewujudkan Visi Yayasan

  2. Melaksanakan Kurikulum Pendidikan Terpadu Dengan Sistem Berasrama Selama 6 Tahun (tingkat menengah pertama dan atas)

  3. Menanamkan Akhlak Karimah (Qur'ani) Dalam Kehidupan Warga Pesantren

  4. Mengembangkan Minat Dan Bakat Santri

  5. Membudayakan Kerja Inovatif

  6. Mencapai Kemandirian Finansial

  7. Menjadikan Lembaga Lebih Dikenal Masyarakat

Ayo Mondok !

Di Pesantren Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah

Kesan Wali Santri

https://tafsirweb.com/jadwal-sholat